October 20, 2013

A Hijacking | Kapringen (2012)


A Hijacking (2012)






Kapringen (2012)
A Hijacking
Drama | Thriller | Suspense
Director: Tobias Lindholm
Release date(s): 3 September 2012 (Venice)
20 September 2012 (Denmark)
Running time: 99 minutes
Country: Denmark
Language: Danish

Starring:
Johan Philip Asbæk
Dar Salim
Abdihakin Asgar





Kapal kargo MV Rozen Denmark dibajak oleh perompak Somalia di samudra Hindia. Para perompak meminta uang tebusan jutaan dolar. Peter C. Ludvigsen (Søren Malling) sebagai boss perusahaan kapal kargo tersebut, memutuskan untuk menyembunyikan kasus tersebut dari pihak luar. Dengan bantuan tangan kanannya, Lars Ve (Dar Salim), mereka meminta bantuan ahli untuk bernegoisasi. Negoisasi itu dilakukan via telepon dengan negoisator pembajak bernama Omar (Abdihakin Asgar) yang menyuruh juru masak kapal, Mikkel Hartmann (Johan Philip Asbæk) untuk berunding dengan Peter. Negoisasi tidaklah serta merta berlangsung mulus dan para sandera harus berjuang bertahan hidup dalam pertarungan hidup dan mati di kapal yang terbajak tersebut.


Sederhana, fokus, mencekam, dan mengasyikkan. Kata-kata tersebut sangat pantas diberikan untuk Kapringen (A Hijacking). Film ini mampu memberikan sentuhan thriller yang mencekam, menegangkan dan membuat frustasi yang menontonnya. Film ini pun tetap konsisten dengan alur ceritanya meski terkesan sedikit lambat. Dengan setting yang tidak banyak dan lebih fokus pada dua tempat berbeda, kapal yang dibajak dan perusahaan kapal tersebut, tidak serta merta membuat film ini menjadi membosankan. Justru penonton semakin merasakan ikatan kuat dengan para karakter di dalamnya sembari membayangkan langsung jika hal tersebut terjadi pada diri kita sendiri. Lindholm sengaja memainkan emosi penontonnya secara terfokus. Kecemasan dan ketegangan silih berganti dalam tiap adegan dalam film ini. Namun Lindholm juga pandai memberikan sedikit ruang kelegaan dan kebahagiaan dalam adegannya, seperti ketika para perompak itu sedikit berbincang, bercanda bahkan menyanyi bersama dengan para sandera.

 

Namun, apa yang digambarkan dalam film ini bukan hanya soal pembajakan kapal, tapi juga tentang para kru kapal, situasi yang mereka dapatkan dan hubungan mereka dengan perusahaan kapal, dan tanggung jawab uang tebusan untuk keselamatan para sandera. Kita akan melihat bagaimana suasana negoisasi yang terasa lama dan berbelit-belit. Di satu sisi kita merasa pihak perusahaan seperti kurang bertanggung jawab dengan menutupi kasus tersebut dari pihak luar, tapi di sisi lain kita pun akan melihat betapa sulitnya posisi mereka (pihak perusahaan) mengatasi permasalahan tersebut. Lindholm seperti sengaja membiarkan penonton mempunyai interpretasi tersendiri terhadap jalan ceritanya.


Salah satu hal yang unik dalam film ini adalah pembicaraan para perompak yang tidak diterjemahkan sama sekali sehingga kita tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Dalam hitungan menit mereka bisa berubah dari yang tenang, bercanda, tertawa tiba-tiba marah dan murka tanpa alasan yang jelas sambil menodongkan senjata ke arah sandera. Hal inilah yang sebenarnya dialami oleh para awak kapal yang disandera. Secara tidak langsung, penonton sengaja di tempatkan di posisi para sandera tersebut untuk dapat merasakan apa yang mereka alami di posisi seperti itu. Film yang sukses menaikkan tensi anda dan membuat anda seperti merasakan langsung yang dialami para karakter dalam film ini. Dengan kata lain, film ini berusaha untuk menggambarkan rasa teror yang dialami para awak kapal yang kapalnya dibajak oleh para perompak.

 

Kapringen memang tidak menawarkan scene aksi besar nan hebat yang dibalut oleh scoring musik yang dramatis. Film ini juga bukanlah sebuah melodrama, hanya menampilkan beberapa scene tentang anggota keluarga para kru kapal yang dibajak tersebut. Itu pun bukanlah adegan cengeng, melainkan adegan yang memang seharusnya memang ada jika anggota keluarga kita mengalami nasib yang sama. Selain itu, penonton diajak untuk menyaksikan interaksi antara perompak dan kru kapal, bagaimana hubungan yang terbangun namun akhirnya tiba-tiba harus hancur lagi, benar-benar sangat emosional.


Tak bisa dipungkiri, satu kunci kesuksesan sebuah film karena permainan bagus para aktor dan aktrisnya. Søren Malling-lah yang menjadi juru kunci kesuksesan Kapringen ini. Karakternya sebagai Peter dengan wajah tenangnya yang dingin dan tampak bisa mengendalikan segalanya dengan baik memang menjadi karakter yang brilliant. Johan Philip Asbæk yang berperan sebagai Mikkel juga menampilkan performa gemilang. Baik Malling maupun Asbæk sama-sama mampu menampilkan karakter yang ekspresif dalam diam namun tersiksa dalam rasa frustasi menunggu ketidakpastian. Simaklah pertanyaan frustasi Mikkel berikut ini kepada Peter, “Why don’t you want to help us?”. Tentu, kita pun akan berpikiran sama seperti Mikkel, kenapa?. "Why isn’t the company paying the ransom? Don’t they care about their crew? Don’t the lives of these people matter?". Kembali lagi seperti yang sudah saya tulis di atas, bahwa kita akan diajak melihat tidak hanya dari satu sisi saja, melainkan dari dua sisi berbeda, sehingga penonton dibebaskan untuk berinterpretasi masing-masing. Satu hal lagi yang menarik dalam film ini adalah Gary Skjoldmose Porter, pemeran Connor Julian, negosiator yang sengaja disewa untuk berunding dengan para perompak, ternyata bukanlah seorang aktor, melainkan memang seorang konsultan keamanan perusahaan di dunia nyata.   
 


Kapringen memang bukanlah sebuah film action dimana ada karakter baik dan jahat yang berlaga. Kapringen hanyalah gambaran tentang ketegangan dan teror suatu tindakan. Film ini juga tidak sedramatis film-film versi Hollywood yang mempunyai tema sama. Dan twist di ending mempunyai ironi gelap yang tidak akan ditemui di sebuah film mainstream. Jelas, Kapringen adalah sebuah drama thriller psikologis yang berkualitas dan menguras emosi. It's a tense watch.
















No comments:

Translate

Waiting Lists

Sur mes lèvres.jpg Dark, brown-tinted and horror-themed image of a man in an asbestos-removal suit (to the right side of the poster), with an image of a chair (in the middle of the image) and an image of a large castle-like building at the top of the image. The text "Session 9" is emboldened in white text in the middle of the image, and near the bottom of the image is written, "Fear is a place." Lisbeth Salander with Mikael Blomkvist The Girl Who Played with Fire.jpg Page turner.jpg Le trou becker poster3.jpg Nightwatch-1994-poster.jpg Headhunter poster.jpg On the Job Philippine theatrical poster.jpg The Song of Sparrows, 2008 film.jpg The-vanishing-1988-poster.jpg Three Monkeys VideoCover.png